Notification

×

kede tex

Idependen, Aktual Dan Tepercaya

kede tex2 Mobile

Idependen, Aktual Dan Tepercaya

Youtube Globalfynews.net

Petani Sabang Desak Pemerintah Perketat Pengawasan Herbisida Oplosan

Minggu, Mei 11, 2025 | Mei 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-12T06:51:53Z

“Harga Mahal, Gulma Tetap Tumbuh. Kami Dirugikan!”



Sabang - Para petani di wilayah Kota Sabang, khususnya di Gampong Batee Shok, Kecamatan Sukamakmue, menyuarakan keresahan mendalam terkait maraknya peredaran herbisida oplosan yang tidak efektif membasmi gulma. Produk-produk ini bahkan dijual dengan harga tinggi dan dikemas dengan label merek ternama, namun tidak memberikan hasil yang diharapkan di lahan pertanian. (12 Mei 2025)


Fenomena ini semakin dirasakan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya jumlah warga yang beralih menjadi petani akibat desakan ekonomi. Bertani dianggap sebagai profesi paling mungkin dijalani tanpa membutuhkan ijazah—cukup dengan lahan, tekad, dan sedikit modal. Namun perjuangan mereka kini terhambat oleh kualitas sarana produksi pertanian yang diragukan.


“Kami sudah keluarkan uang banyak untuk herbisida, tapi gulma tetap tumbuh. Ada yang bilang itu karena herbisidanya palsu atau sudah dioplos. Ini sangat merugikan,” ujar Tgk. H. Qamaruzzaman, S.Pd.I., M.Pd, perwakilan petani setempat.


Ia menegaskan bahwa jika pemerintah serius dengan program swasembada pangan nasional, maka pengawasan terhadap distribusi dan kualitas sarana pertanian harus diperketat. Jangan sampai slogan kemandirian pangan hanya menjadi hiasan media sosial tanpa kebijakan nyata di lapangan.


Para petani mendesak pemerintah dan lembaga terkait untuk:


1. Melakukan pengawasan ketat terhadap distributor herbisida,

2. Menerapkan uji mutu dan sertifikasi atas produk pertanian,

3. Menyalurkan bantuan herbisida asli dan berkualitas,

4. Mengkaji efek herbisida terhadap tanah dan tanaman, dan

5. Memberikan edukasi kepada petani untuk mengenali produk yang aman dan asli.


“Kami tidak minta banyak. Cukup lindungi kami dari produk pertanian palsu, dan bantu kami menjaga kesuburan tanah serta hasil panen yang sehat,” lanjut Tgk. Qamaruzzaman.


Rilis ini adalah bentuk suara dari lapangan—suara para petani yang menjadi garda terdepan ketahanan pangan negeri. Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan diharapkan segera merespons sebelum kondisi ini makin membebani kehidupan petani kecil yang menggantungkan mata pencaharian utama di pertanian.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update