Sudah Tiga Tahun Pasca Banjir, Jembatan Penghubung Desa Belum ada Perhatian Serius dari Pemerintah
KET FOTO : Satu unit mobil pribadi terperosok dalam Abutmen Jembatan penghubung Desa yang rusak akibat diterjang banjir bebera tahun lalu di Dusun Kubu Gampong Sibintang Kec. Panton Reu Kab. Aceh Barat (19/10/2024) Foto : IstimewaSatu unit unit mobil pribadi terperosok dalam lobang bekas timbunan abutmen jembatan yang rusak akibat banjir sekitar tiga tahun lalu di Dusun Kubu Gampong Sibintang Kecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat pagi tadi, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sabtu 19 Oktober 2024.
Muktaraden (36) Sekretaris Desa (Sekdes) Gampong Sibintang, saat dikonfirmasi melalui telepon mengungkapkan, "Jembatan yang awalnya merupakan jembatan box ini dibangun sekitar tahun 2010. Namun sejak diterjang banjir sekitar tiga tahun lalu, jembatan rusak parah dan hanya bisa dilewati dengan jembatan darurat yang kami bangun bersama warga dari batang pohon kelapa. Sayangnya, jembatan darurat ini kini sudah lapuk dan berbahaya untuk dilintasi, terutama bagi kendaraan bermuatan berat."
Muktaraden menambahkan bahwa jembatan sepanjang 3 meter ini menjadi akses satu-satunya bagi kendaraan roda empat dan sepeda motor yang membawa hasil pertanian warga menuju pabrik kelapa sawit yang berada di Gampong Baro Paya atau ke luar daerah lainnya.
Namun, karena kondisinya yang rapuh, risiko kecelakaan semakin tinggi. Pagi tadi satu unit mobil sempat terperosok ke dalam lubang jembatan, nyaris jatuh ke sungai dan buka kali pertama terjadi, namun berhasil dievakuasi oleh warga setempat.
"Saat ini, jembatan hanya bisa dilewati kendaraan roda empat tanpa muatan atau sepeda motor, itu pun dengan hati-hati. Jika membawa muatan berat, seperti sawit, jembatan ini tidak bisa dilewati karena kondisinya yang sudah lapuk," ujarnya.
Warga sudah berulang kali mengajukan laporan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Aceh Barat , namun hingga saat ini belum ada tindakan perbaikan.
"Sekitar pertengahan tahun 2023, tim dari PUPR Aceh Barat pernah turun meninjau lokasi, tapi kami hanya disuruh sabar menunggu. Kami juga pernah mendatangi PUPR Provinsi Aceh, namun mereka mengatakan bahwa perbaikan jembatan ini adalah tanggung jawab Kabupaten," jelas Muktaraden
Jembatan tersebut adalah akses utama untuk menuju ibu kota kecamatan maupun kabupaten. Selain itu, jembatan ini juga merupakan jalur bagi kendaraan berat yang mengangkut hasil kelapa sawit menuju pabrik yang berda di Gampong Baro Paya maupun ke wilayah lain.
"Jika jembatan ini rusak total, kendaraan berat harus memutar jauh melalui jalan lain yang melintasi jalan perkebunan sawit milik perusahaan. Ini akan memakan waktu dan biaya tambahan, yang tentu saja berdampak pada perekonomian warga," kata Muktaraden
Warga berharap melalui pemberitaan ini, pemerintah daerah bisa segera merespons dan melakukan perbaikan permanen terhadap jembatan tersebut.
"Kami sangat berharap agar pemerintah melalui media ini bisa memperhatikan dan segera membangun kembali jembatan ini. Karena ini bukan hanya menyangkut akses mobilitas warga, tetapi juga keberlanjutan ekonomi kami," harap Muktaraden.